Operasi pada pembubut yang beraneka ragam mencakup
pembubutan, pengeboran, pengerjaan tepi, penguliran, dan
pembubutan tirus.
- Pembubutan silindris.
Cara yang paling umum untuk menyangga benda kerja pada
pembubut adalah menopangnya diantara kedua pusatnya, seperti
dalam gambar 18.3A.
- Pengerjaan tepi (facing)
Jika sebuah permukaan harus dipotong pada pembubut, maka
operasinya dikenal sebagai pengerjaan tepi. Benda kerjanya
dipegang pada plat muka atau dalam pencekam, tetapi dalam
beberapa kasus pengerjaan tepi juga dilakukan dengan benda
kerja
diantara pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap
sumbu
putaran, maka kereta luncur harus dikunci pada bangku untuk
mencegah gerakan aksial.
- Pembubutan tirus
Adalah pembubutan dengan menggunakan suku cadang dan pahat
yang
mempunyai permukaan tirus,bervariasi dari ketirusan curam
yang terdapat pada
roda payung dan ujung pusat pembubut sampai ketirusan landai
yang terdapat
pada mandril pembubut.
Terdapat beberapa ketirusan dalam praktek komersial,yang
umumnya adalah:
- Tirus morse. Banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut.Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).
- Tirus brown dan sharpe. Terutama dalam memfris spindel mesin : 0,0417mm/mm (4,166)
- Tirus jarno dan reed. Digunakan untuk pembubut dan perlengkapan pengurdikecil : 0,0500 mm/mm (5,000 % )
- Pena tirus.Digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya adalah 0,0208mm/mm(2,083 %).
Ketirusan yang teliti dapat dipotong pada sebuah pembubut
dalam beberapa cara :
- Mesin kendali numeris dapat memotong kerucut. Sebagai tambahan,membuat alur lurus yaitu suatu jennis ketirusan dan operasi jari‐jari.
- Perlengkapan membubut tirus pada pembubut. Seperti gambar 18.4.
- Perletakan majemuk pada kereta luncur . Seperti dalam gambar 18.5
- Penguncian pusat ekor yang kelebihan, seperti gambar 18.6.
Dimungkinkan untuk memotong
segala bentuk ulir, tetapi mesin bubut biasanya dipilih
kalau hanya sedikit
ulir yang harus dipotong atau kalau diinginkan bentuk khusus.
Bentuk ulir didapatkan dengan menggerenda pahat menjadi
bentuk yang sesuai
dengan menggunakan ukuran yang cocok atau plat pola. Seperti
gambar 18.7.
menunjukkan sebuah pahat yang agak diratakan untuk memotong
ulir –v 60 derajat
dan ukuran yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat.
Dalam pengunci pahat untuk ulir v, terdapat dua metoda
hantaran pahat. Pahat dapat
dihantarkan lurus kedalam benda kerja, dan ulir dapat
dibentuk dengan mengambil
sederetan pemotongan ringan seperti gbr.18.7a
Dan dalam gbr.17.b dan d. perletakan majemuk diputar pada
sudut 29 derajat,dan
menggunakan hantaran manyilang pada perletakan majemuk.
Kedudukan pada saat
setengah mur harus ditutup tergantung
pada jarak bagi dari ulir, sebagai berikut:
- Untuk angka genap dari ulir: setiap garis pada dial
- Untuk angka ganjil dari ulir: setiap garis yang bernomor
- Untuk ulir termasuk setengah ulir : setiap garis yang bernomor ganjil
- Untuk ulir termasuk seperempat ulir: kembali ketitik star semula setiap waktu
Gbr: 18.7
Gambar 18.7 metoda
penguncian pahat untuk memotong ulir
pada mesin bubut, A,
hantaran lurus , B, hantaran pada sudut, C, menggunakan
ukuran pusat untuk mengunci
pahat pengulir, D, metoda penguncian mesin bubut untuk
memotong ulir‐V , E, piringan
pengulir.
0 Komentar untuk "Operasi pada mesin BUBUT"